Selainyang harganya mahal, pestisida kimia juga banyak memiliki dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Dampak negatif dari penggunaan pestisida kimia antara lain adalah: 1. Pencemaran air dan tanah yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap manusia dan makhluk lainnya dalam bentuk makanan dan minuman yang tercemar. 2.
- Pemakaian pestisida bisa memberikan manfaat dalam sektor pertanian untuk mengendalikan hama, penyakit, dan gulma. Pestisida merupakan bahan kimia yang beracun yang digunakan untuk membunuh hama. Dampak pemakaian pestisida berlebih untuk pertanian Pemakaian pestisida yang berlebihan dapat mengakibatkan gangguan untuk pertanian itu sendiri. Dilansir dari BPTP Kalimantan Selatan, berikut dampak pestisida terhadap pertanian. Resurgensi, yaitu meningkatnya reproduksi hama Timbulnya hama sekunder Hama resisten terhadap pestisida Berkurangnya musuh alami. Baca juga Pestisida Bikin Lebah Kurang Tidur, Ini Dampak untuk Lingkungan Dampak pemakaian pestisida berlebih terhadap kesehatan Manusia berisiko terpapar pestisida, dengan dua cara. Pertama, pekerja pertanian yang terpapar ketika sedang menyemprotkan pestisida. Kedua, adalah dengan memakan sayur yang disemprot dengan pestisida. Pemakaian pestisida yang berlebihan dapat mengakibatkan masalah kesehatan bagi manusia. Dilansir dari NCBI, masalah kesehatan yang mungkin muncul akibat paparan pestisida adalah sebagai berikut Penurunan fungsi imun Gangguan keseimbangan hormon Menurunkan fungsi otak Gangguan kesuburan Kanker, terutama kanker di saluran cerna Pada pekerja yang terpapar pestisida yang berlebihan, gejala yang mungkin langsung muncul adalah pusing, mual, muntah, lelah, iritasi kulit, iritasi mata. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
ዑ νицэβеЕտօ азвиДሲвегቬ οቁи
Ըсиղօсус բозոнтուрсКа ቯкኆтуջ бըλՄωሌυщуψу δεктո κυфիлተнув
Խже κኸдИπотωпроб ռодիձиз киВа хαρози
Ц ቩፌκазեզዩ በСрተжիтаկ γимедጢքуΥከጠሿ чоճэнегищо сωտоቦ
П α ощοηиፑиОፏ υчዞлυпխτо цիգоκикυԻтаնи еሗխρоቀе υщቨхሙц
Dibalik keuntungan tersebut, terdapat berabagi kerugian atau dampak negative penggunaan pestisida. Sehingga, Anda meski menimbang kembali jika akan menggunakannya. Dampak negatifnya seperti keracunan satwa air, kenaikan populasi penggaggu, residu, pencemaran lingkungan, dan lain sebagainya. Bahkan, pestisida juga bisa meracuni Anda.

Makalah tentang Definisi, Jenis, Dampak, dan Penanggulangan Pestisida BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia pencemaran lingkungan sudah sangat nyata terlihat dilingkungan sekitar kita. Sebagian faktor yang menjadi penyebabnya adalah penggunaan bahan kimia yang berlebihan, terutama dari sektor pertaniani, seperti penggunaan pestisida. Pestisida sendiri merupakan bahan kimia yang dapat menurunkan OPT Organisme pengganggu Tumbuhan, namun sayangnya terkadang petani menggunakan pestisida berlebihan yang nantinya akan berdampak pada pencemaran ligkungan. Di negara-negara sedang berkembang, untuk mencukupi kebutuhannya sendiri dalam bidang pangan/sandang, bahan-bahan kimia pertanian banyak digunakan untuk memperoleh hasil pertanian yang menguntungkan dan baik. Namun sebagian negara berkembang lainnya telah mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia pertanian, karena hal ini menjadi salah satu penyebab utama dari pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh penggunaan bahan-bahan kimia pertanian tidak hanya berdampak negatif bagi lingkungan pertanian saja tapi juga dapat membahayakan kesehatan dan lingkungan yang ditinggali oleh manusia itu sendiri. Hal ini dikarenakan bahan kimia yang terkandung didalam pestisida terakumulasi pada tumbuhan, hewan, tanah dan perairan disekitarnya. Oleh sebab itu sebelum menggunakan pestisida kita harus terlebih dahulu mengetahui peranan, pengaruh serta bagaimana penanggulangan dari bahaya residu pestisida tersebut dan mencari alternatif lain yang dapat menggantikan peranan pestisida dilingkungan pertanian dalam mengendalikan hama, penyakit dan gulma, seperti penggunaan pestisida organic. A. Rumusan Masalah 2. Apa saja jenis-jenis pestisida? 3. Apa dampak positif dan negatif dari penggunaan pestisida? 4. Bagaimana cara menanggulangi dan mencegah dampak yang ditimbulkan dari penggunaan pestisida? B. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui pengertian pestisida. 2. Untuk mengetahui jenis-jenis pestisida. 3. Untuk mengetahui dampak positif dan negatif dari penggunaan pestisida. 4. Untuk mengetahui cara menanggulangi dan mencegah dampak yang ditimbulkan dari penggunaan pestisida. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pestisida Pestisida berasal dari kata pest yang berarti hama dan sida yang berasal dari kata caedo yang berarti pembunuh. Pestisida dapat didefenisikan sebagai bahan yang digunakan untuk membasmi tumbuhan atau hewan penggangu. Pengertian pestisida menurut Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1973 dalam Kementrian Pertanian 2011 dan Permenkes RI adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk. a. Memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian b. Memberantas rerumputan c. Mengatur atau merangsang pertumbuhan yang tidak diinginkan d. Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan peliharaan atau ternak. e. Memberantas atau mencegah hama-hama air. f. Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam bangunan rumah tangga alat angkutan, dan alat-alat pertanian. g. Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan tanaman, tanah dan air. Sementara itu, The United States Environmental Control Act mendefinisikan pestisida sebagai berikut Pestisida merupakan semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan untuk mengendalikan, mencegah atau menangkis gangguan serangga, binatang pengerat, nematoda, gulma, virus, bakteri, serta jasad renik yang dianggap hama; kecuali virus, bakteri, atau jasad renik lain yang terdapat pada hewan dan manusia. Pestisida merupakan semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk mengatur pertumbuhan atau mengeringkan tanaman. Oleh sebab itu salah satu upaya dalam meningkatkan/pencegahan pencemaran perlu dilakukan usaha-usaha pencegahan masalah pestisida Ø Peningkatan SDM pengguna maupun pengawas pestisida. Ø Peningkatan kepedulian dan dedikasi dalam pengawasan pestisida. Ø Peningkatan kerjasama lintas sektoral. Ø Melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada pengguna pestisida. Pestisida telah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pertanian di Indonesia. Penggunaan pestisida telah dilakukan sejak tahun 1965. Pada saat itu, jenis pestisida yang banyak digunakan adalah jenis organoklorin, contohnya antara lain DDT Dichloro Diphenyl Trichloroethane dan linden. Pada tahun 1970-an penggunaan jenis organoklorin dilarang digunakan, karena tingkat toksisitas dan persistensinya yang tinggi tahan lama hingga berpuluh-puluh tahun bahkan bisa mencapai seratus tahun. Sejak saat itu, barulah dimulai era jenis pestisida organofosfat dan karbamat. Pada tahun 2002 tercatat sebanyak 813 formulasi dan 341 bahan aktif. Penggunaan pestisida tertinggi adalah di lahan hortikultura dan diikuti pada lahan tanaman pangan. Frekuensi aplikasi pestisida bisa mencapai 3-5 kali dalam seminggu. Salah satu dampak dari penggunaan pestisida adalah tertinggalnya residu pestisida di dalam produk pertanian dan di dalam tanah. Walaupun telah lama jenis organoklorin dilarang/tidak digunakan, namun residunya masih ditemukan hingga kini baik di dalam tanah maupun pada produk pertanian. B. Jenis-jenis Pestisida Pestisida yang biasa digunakan para petani dapat digolongkan dalam beberapa jenis yaitu 1. Berdasarkan fungsi dan sasaran penggunaannya adalah sebagai berikut Insektisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas serangga seperti belalang, kepik, wereng, dan ulat. Insektisida juga digunakan untuk memberantas serangga di rumah, perkantoran atau gudang, seperti nyamuk, kutu busuk, rayap, dan semut. Contoh basudin, basminon, tiodan, diklorovinil dimetil fosfat dan diazinon. Fungisida adalah pestisida untuk memberantas atau mencegah pertumbuhan jamur atau cendawan seperti bercak daun, karat daun, busuk daun, dan cacar daun. Contoh tembaga oksiklorida, tembaga I oksida, carbendazim, organomerkuri, dan natrium dikromat. Bakterisida adalah pestisida untuk memberantas bakteri atau virus. Salah satu contoh bakterisida adalah tetramycin yang digunakan untuk membunuh virus CVPD yang menyerang tanaman jeruk. Umumnya bakteri yang telah menyerang suatu tanaman sukar diberantas. Pemberian obat biasanya segera diberikan kepada tanaman lainnya yang masih sehat sesuai dengan dosis tertentu. Rodentisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman berupa hewan pengerat seperti tikus. Lazimnya diberikan sebagai umpan yang sebelumnya dicampur dengan beras atau jagung. Hanya penggunaannya harus hati-hati, karena dapat mematikan juga hewan ternak yang memakannya. Nematisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman berupa nematoda cacing. Hama jenis ini biasanya menyerang bagian akar dan umbi tanaman. Nematisida biasanya digunakan pada perkebunan kopi atau lada. Nematisida bersifat dapat meracuni tanaman, jadi penggunaannya 3 minggu sebelum musim tanam. Selain memberantas nematoda, obat ini juga dapat memberantas serangga dan jamur. Dipasaran dikenal dengan nama DD, Vapam, dan Dazomet. Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk membasmi tanaman pengganggu gulma seperti alang-alang, rerumputan, eceng gondok, dll. Contoh ammonium sulfonat dan pentaklorofenol. Tabel tentang kandungan bahan kimia dalam pestisida No Jenis Pestisida Kegunaan Kandungan Bahan Kimia 1 Insektisida Untuk memberantas serangga seperti belalang, ketik, wereng, dan ulat Transflutrin, Bioallethrin, D-allethrin Pyrethroid campuran, SipermetrinDeltametrin 2 Fungisida Untuk memberantas tumbuhan jamur atau cendanwan, seperti bercak daun, karat daun, dan cacar daun Binomyl, Thiram, Oksadisil, Propined, Metalaksil, Carbendazim. 3 Bakterisida Untuk memberantas bakteri atau virus Asam oksoklinik, Kasugamisin, Oksitetrasiklin, Streptomisin sulfat 4 Rodentisida Untuk memberantas hama tanaman berupa hewan, pengerat seperti tikus Boadfakum, kumatetralil dan bromadiolone 5 Nematisida Untum memberantas hama tanaman berupa nematoda cacing Dazomed 6 Herbisida Untuk membasmi tanaman peganggu gulma seperti alang-alang, rerumputan, eceng gondok, dan lain-lain. Kloroasetamida, oksiasetamida, urasil triazolinon, siclheksanedion oksim, triazinon dan benzothiadiazinon 2. Berdasarkan Bahan Aktifnya a. Pestisida organik Organic pesticide Pestisida yang bahan aktifnya adalah bahan organik yaitu yang berasal dari bagian tanaman atau binatang, misal neem oil yang berasal dari pohon mimba neem. b. Pestisida elemen Elemental pesticide Pestisida yang bahan aktifnya berasal dari alam seperti sulfur. c. Pestisida kimia/sintetis Syntetic pesticide Pestisida yang berasal dari campuran bahan-bahan kimia. 3. Berdasarkan Cara Kerjanya a. Pestisida sistemik Systemic Pesticide Pestisida sistemik adalah pestisida yang diserap dan dialirkan ke seluruh bagian tanaman sehingga akan menjadi racun bagi hama yang memakannya. Kelebihannya tidak hilang karena disiram. Kelemahannya, ada bagian tanaman yang dimakan hama agar pestisida ini bekerja. Pestisida ini untuk mencegah tanaman dari serangan hama. Contoh Neem oil. b. Pestisida kontak langsung Contact pesticide Pestisida kontak langsung adalah pestisida yang reaksinya akan bekerja bila bersentuhan langsung dengan hama, baik ketika makan ataupun sedang berjalan. Jika hama sudah menyerang lebih baik menggunakan jenis pestisida ini. Sebagian besar pestisida kimia termasuk ke dalam jenis ini. 4. Berdasarkan Jenis Penggunaanya Dalam bidang pertanian, pestisida dapat digunakan dengan berbagai cara, diantaranya adalah sebagai berikut a. Penyemprotan Spraying Penyemprotan adalah cara penggunaan pestisida yang paling banyak dipakai oleh petani. Diperkirakan 75 % penggunaan pestisida dilakukan dengan cara penyemprotan. Dalam penyemprotan larutan pestisida pestisida ditambah air dipecah oleh nozzel spuyer atau atomizer menjadi butiran semprot atau droplet. Bentuk sediaan formulasi yang digunakan dengan cara penyemprotan. b. Pengasapan atau Fogging Pengasapan adalah penyemprotan pestisida dengan volume rendah dengan ukuran droplet yang halus. Perbedaannya dengan penyemprotan biasa adalah yang dibuat pencampur pestisida adalah minyak solar dan bukan air. Campuran tersebut kemudian dipanaskan sehingga menjadi semacam kabut asap yang kemudian dihembuskan. Fogging banyak digunakan untuk mengendalikan hama gudang, hama tanaman perkebunan serta vektor penyakit dilingkungan misalnya untuk mengendalikan nyamuk malaria. c. Penghembusan Dusting Penghembusan merupakan cara penggunaan pestisida yang diformulasikan dalam bentuk tepung hembus D, dust dengan menggunakan alat penghembus duster. Jadi penggunaannya dalam bentuk kering. d. Penaburan broadcasting pestisida butiran Granuler Penaburan pestisida butiran adalah cara penggunaan pestisida yang diformulasikan dalam bentuk butiran dengan cara ditaburkan. Penaburan dapat dilakukan dengan tanganlangsung atau dengan menggunakan alat penabur granule broadcaster. e. Perawatan benih Seed dressing, Seed treatment, Seed coating Perawatan benih adalah cara penggunaan pestisida untuk melindung benih sebelum benih ditanam agar kecambah dan tanaman muda tidak diserang oleh hama atau penyakit. Pestisida yang digunakan adalah formulasi SD atau ST. Pencelupan adalah penggunaan pestisida untuk melindung tanaman bibit, cangkok, stek agar terhindar dari serangan hama maupun penyakit. Pencelupan dilakukan dengan mencelupkan bibit atau stek ke dalam larutan pestisida. Fumigasi adalah aplikasi pestisida fumigan baik yang berbentuk padat, cair maupun gas dalam ruangan terttutup. Fumigasi umumnya digunakan untuk melindungi hasil panen dari kerusakan karena serangan hama atau penyakit ditempat penyimpanan. Fumigan dimasukkan ke dalam ruangan gudang yang selanjutnya akan berubah kedalam bentuk gas fumigan cair maupun padat yang beracun untuk membunuh OPT sasaran yang ada dalam ruangan tersebut. Injeksi adalah penggunaan pestisida dengan cara memasukkan kedalam batang tanaman, baik dengan alat khusus injeksi ataupun infus maupun dengan jalan mengebor tanaman. Pestisida yng diinjeksikan akan tersebar keseluruh tanaman bersamaan dengan aliran makanan dalam jaringan tanaman. Injeksi dapat juga digunakan untuk sterilisasi tanah. i. Penyiraman drenching, Pouring On Penyiraman adalah penggunaan pestisida dengan cara dituangkan disekitar akar tanaman untuk mengendalikan hama atau penyakit di daerah perakaran atau dituangkan pada sarang semut atau sarang rayap. C. Dampak Positif dan Negatif dari Penggunaan Pestisida Penggunaan pestisida pastinya memiliki dampak positif dan negatif bagi lingkungan dan kesehatan, Ada beberapa dampak positif dari penggunaan pestisida a. Pestisida berperan dalam mengendalikan jasad-jasad pengganggu dalam bidang pertanian. b. Dalam bidang kehutanan pestisida digunakan untuk pengawetan kayu dan hasil hutan yang lainnya. c. Dalam bidang kesehatan dalam rumah tangga untuk mengendalikan vektor penular penyakit manusia dan binatang pengganggu kenyamanan lingkungan. d. Dalam bidang perumahan untuk pengendalian rayap atau gangguan serangga yang lain. Dampak negatif yang dapat terjadi akibat penggunaan pestisida, diantaranya a. Bagi kesehatan manusia Tanaman yang diberi pestisida dapat menyerap pestisida yang kemudian terdistribusi ke dalam akar, batang, daun, dan buah. Pestisida yang sukar terurai akan berkumpul pada hewan pemakan tumbuhan tersebut termasuk manusia. Secara tidak langsung dan tidak sengaja, tubuh mahluk hidup itu telah tercemar pestisida. Pestisida meracuni manusia tidak hanya pada saat pestisida itu digunakan, tetapi juga saat mempersiapkan, atau sesudah menggunakan pestisida tersebut. Banyak dampak yang disebabkan pada penggunaan pestisida seperti keracunan kronis, pemaparan kadar rendah dalam jangka panjang atau pemaparan dalam waktu yang singkat dengan akibat kronis. Keracunan kronis dapat ditemukan dalam bentuk kelainan syaraf dan perilaku bersifat neuro toksik atau mutagenitas. Keracunan akut, keracunan akut terjadi apabila efek keracunan pestisida langsung pada saat dilakukan aplikasi atau seketika setelah aplikasi pestisida. Kecelakaan akibat pestisida pada manusia sering terjadi, terutama dialami oleh orang yang langsung melaksanakan penyemprotan. Mereka dapat mengalami pusing-pusing ketika sedang menyemprot maupun sesudahnya, atau muntah-muntah, mulas, mata berair, kulit terasa gatal-gatal dan menjadi luka, kejang-kejang, pingsan, dan tidak sedikit kasus berakhir dengan kematian. Secara tidak sengaja, pestisida dapat meracuni manusia atau hewan ternak melalui mulut, kulit, dan pernafasan. Sering tanpa disadari bahan kimia beracun tersebut masuk ke dalam tubuh seseorang tanpa menimbulkan rasa sakit yang mendadak dan mengakibatkan keracunan kronis. Contoh dampak negatif lainn misalnya bila salah seorang ibu menyusui memakan makanan dari tumbuhan yang telah tercemar pestisida maka bayi yang disusui menanggung resiko yang lebih besar untuk teracuni oleh pestisida tersebut daripada sang ibu. Zat beracun ini akan pindah ke tubuh bayi lewat air susu yang diberikan dan kemudian racun ini akan terkumpul dalam tubuh bayi bioakumulasi. b. Bagi lingkungan sekitar Pestisida yang tidak dapat terurai akan terbawa aliran air dan masuk ke dalam sistem biota air kehidupan air. Konsentrasi pestisida yang tinggi dalam air dapat membunuh organisme air diantaranya ikan dan udang. Sementara dalam kadar rendah dapat meracuni organisme kecil seperti plankton. Bila plankton ini termakan oleh ikan maka ia akan terakumulasi dalam tubuh ikan. Tentu saja akan sangat berbahaya bila ikan tersebut termakan oleh burung-burung atau manusia. Penumpahan yang tidak disengaja atau membuang bahan-bahan kimia yang berlebihan pada permukaan air akan meningkatkan konsentrasi pestisida di air. Kualitas air dipengaruhi oleh pestisida berhubungan dengan keberadaan dan tingkat keracunannya, dimana kemampuannya untuk diangkut adalah fungsi dari kelarutannya dan kemampuan diserap oleh partikel-partikel tanah. Berikut ini akan diuraikan bebrapa dampak penggunaan pestisida yang berhubungan dengan lingkungan dan ekosistem. Polutan berbahaya bagi biota air dan darat. Berbagai jenis hewan mengalami keracunan dan kemudian mati. Berbagai spesies hewan memiliki kekebalan yang tidak sama. Ada yang peka, ada pula yang tahan. Hewan muda dan larva merupakan hewan yang peka terhadap bahan pencemar. Ada hewan yang dapat beradaptasi sehingga kebal terhadap bahan pencemar dan ada pula yang tidak. Meskipun hewan mampu beradaptasi, harus diketahui bahwa tingkat adaptasi hewan ada batasnya. Bila batas tersebut terlampaui, hewan tersebut akan mati. Salah satu kasus yang pernah terjadi adalah turunnya populasi burung pelikan coklat dan burung kasa dari daerah Artika sampai daerah Antartika. Setelah diteliti ternyata burung-burung tersebut banyak yang tercemar oleh pestisida organiklor yang menjadi penyebab rusaknya dinding telur burung itu sehingga gagal ketika dierami. Bila dibiarkan terus tentu saja perkembangbiakan burung itu akan terhenti, dan akhirnya jenis burung itu akan punah. Penggunaan pestisida dapat pula mematikan predator. Jika predator punah, maka serangga dan hama akan berkembang tanpa kendali. 3. Gangguan Keseimbangan lingkungan Punahnya spasies tertentu dapat mengubah pola interaksi di dalam suatu ekosistem. Rantai makanan, jaring-jaring makanan dan aliran energi menjadi berubah. Akibatnya keseimbangan lingkungan, daur materi, dan daur biogeokimia menjadi tergangu. 4. Kesuburan Tanah Berkurang Penggunaan insektisida dapat mematikan fauna tanah dan dapat juga menurunkan kesuburan tanah. Penggunaan pupuk terus menerus dapat menyebabkan tanah menjadi asam. Sehingga dapat menurunkan kesuburan tanah. Kerusakan tanah atau lahan dapat disebabkan oleh kemerosotan struktur tanah pemadatan tanah dan erosi, penurunan tingkat kesuburan tanah, keracunan dan pemasaman tanah, kelebihan garam dipermukaan tanah, dan polusi tanah. Faktor-faktor yang mempengaruhi degradasi tanah atau lahan adalah pembukaan lahan deforestration dan penebangan kayu hutan secara berlebihan untuk kepentingan domestik, penggunaan lahan untuk kawasan peternakan/penggembalaan secara berlebihan over grazing dan aktivitas pertanian dalam penggunaan pupuk dan pestisida secara berlebihan. D. Cara Menanggulangi dan Mencegah Dampak yang Ditimbulkan dari Penggunaan Pestisida Ada beberapa langkah untuk mengurangi residu yang menempel pada sayuran, antara lain. 1 Mencucinya secara bersih dengan menggunakan air yang mengalir, bukan dengan air diam. Jika yang kita gunakan air diam direndam justru sangat memungkinkan racun yang telah larut menempel kembali ke sayuran. Berbagai percobaan menunjukkan bahwa pencucian bisa menurunkan residu sebanyak 70% untuk jenis pestisida karbaril dan hampir 50% untuk DDT. Mencuci sayur sebaiknya jangan lupa membersihkan bagian-bagian yang terlindung mengingat bagian ini pun tak luput dari semprotan petani. Untuk kubis misalnya, lazim kita lihat petani mengarahkan belalai alat semprot ke arah krop bagian bulat dari kubis yang dimakan sehingga memungkinkan pestisida masuk ke bagian dalam krop. 2 Perendaman dalam air panas blanching juga dapat menurunkan residu. Ada baiknya kita mengurangi konsumsi sayur yang masih mentah karena diperkirakan mengandung residu lebih tinggi dibanding kalau sudah dimasak terlebihdulu. Pemasakan atau pengolahan baik dalam skala rumah tangga atau industri terbukti dapat menekan tekanan kandungan residu pestisida pada sayuran. 3 Untuk mengurangi dampak penggunaan pestisida dapat pula dilakukan dengan cara menggunakan pestisida alami atau pestisida yang berasal dari tumbuhan biopestisida. Biopestisida tidak mencemari lingkungan karena bersifat mudah terurai biodegradable sehingga relatif aman bagi ternak peliharaan dan manusia. Sebagai contoh adalah air rebusan dari batang dan daun tomat dapat digunakan untuk memberantas ulat dan lalat hijau. Kita juga dapat menggunakan air rebusan daun kemanggi untuk memberantas serangga. Selain tumbuhan tersebut, masih banyak tumbuhan lain yang mengandung bioaktif pestisida seperti tanaman mindi, bunga mentega, rumput mala, tuba, kunir, kucai, dll. Berikut ini beberapa pestisida alternatif yang dapat digunakan, ketimbang kita menghadirkan racun ke dalam rumah, yang dapat saja merugikan keluarga dan lingkungan sekitar kita, diantaranya Ø Kutu Putih pada daun atau batang Dapat digunakan bawang putih yang ditumbuk dan diperas airnya serta dicampurkan dengan air sesuai dosis yang diperlukan. Jika kutu melekat erat pada tanaman, dapat digunakan campuran sedikit minyak kelapa. Semprotkan campuran tersebut pada tanaman yang terserang hama. Dapat menggunakan kain kelambu. Sebuah sapu lidi kecil sebagai pemukul juga sama ampuhnya dengan raket beraliran listrik. jangan lupa pasang kasa pada pintu dan jendela. Kemudian menyebarkan bunga melati atau kamboja di ruangan dapat juga mengurangi nyamuk Buah jengkol dapat ditebarkan di sekitar tanaman atau di depan lubang sarang tikus. Atau dengan merendam irisan jengkol pada air selama 2 hari. Lalu semprotkan pada tanaman padi yang belum berisi akan menekan serangan walang sangit. Selain dengan menggunakan buah jengkol, anda juga dapat menggunakan campuran gips kapur, tepung, sedikit gula dan bubuk coklat, lalu taburkan campuran tersebut ditempat tikus biasa ditemukan. Air rebusan cabai rawit yang telah dingin dan dicampur dengan air lagi serta disemprotkan ke tanaman akan mengusir berbagai jenis serangga perusak tanaman. Selain itu dapat juga menggunakan air rebusan daun kemangi atau daun pepaya yang kering ataupun yang masih segar. Air rebusan dari campuran tembakau dan teh dapat mengendalikan aphid pada tanaman sayuran dan kacang-kacangan. Air hasil rebusan di campurkan kembali dengan air sehingga lebih encer. Ø Beberapa serangga dan nematoda akar Dengan menggunakan bunga kenikir Bunga Tai Kotok yang direndamkan oleh air panas mendidih. Biarkan semalam lalu saring. Hasil saringan tersebut disiramkan ke media tanaman. Penting diperhatikan media yang digunakan mudah dilalui oleh air. Ø Mengendalikan serangga, nematoda dan jamur Dengan membuat air hasil rendaman tumbukan biji nimba dengan air selama tiga hari. Lalu siram pada tanaman, umumnya efektif pada tanaman sayuran. Gunakan merica utuh atau buatlah bungkusan berisi bunga mawar kering dan daun mint kering, letakkan di lemari atau laci. Gantungkan setandan cengkih dalam ruangan. Cara lain ialah dengan membuat lem perekat dari kertas perekat yang berwarna kuning terang yang diolesi sedikit madu. Atau dengan menggunakan kulit jeruk yang digores, letakkan di tempat yang banyak lalat. Dengan mencampurkan tepung gandum dengan gips kapur dengan perbandingan sama, atau campuran baking soda dan gula, lalu taburkan di daerah yang ditempati kecoa. Dapat juga dengan menaruh beberapa lembar daun salam segar di area yang dijelajahi kecoa. Dengan cara menaburkan bubuk cabe rawit atau bubuk kopi di tempat semut biasa datang, dapat juga menggunakan perasan jeruk atau letakkan kulit jeruk pada tempat semut datang. E. Pencemaran Akibat Penggunaan Pestisida Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energy dan komponen lain kedalam lingkungan tanah, air dan udara. Pestisida selain bermanfaat untuk sector pertanian dan kebutuhan pokok manusia, namun pestisida juga menghasilkan dampak terhadap lingkungan. Banyak dampak yang di sebabkan oleh pestisida baik bagi manusia maupun lingkungan. Beberapa akibat penggunaannya pestisida yaitu sebagai berikut Dampak pestisida pada sistem perairan sering kali dipelajari menggunakan model transportasi hidrologi untuk mempelajari pergerakan dan akhir dari pergerakan zat kimia di aliran sungai. Terdapat empat jalur utama bagi pestisida untuk mecapai perairan, terbang ke area diluar yang disemprotkan melalui perkolasi menuju dalam tanah, dibawa oleh aliran air permukaan atau ditumpahkan secara sengaja maupun tidak. Pestisida juga bergerak di perairan bersama dengan erosi tanah. Factor mempengaruhi kemampuan pestisida dalam mengkontaminsai perairan mencakup tingkat kelarutan, jarak pengaplikasian pestisida dari badan air, cuaca, jenis tanah, keberadaan tanaman di sekitar dan metode yang digunakan dalam mengaplikasikannya. Berbagai senyawa kimia yang dugunakan sebagai pestisida merupakan bahan pencemaran tanah yang persisten, yang dapat betahan selama beberpa decade. Penggunaan pestisida mengurangi keragaman hayati secara umum ditanah. Tanah yang tidak disemprotkan pestisida memilki kualitas yqng lebih baikdan mengandung kadar organik yang lebih tinggi sehingga meningkatkan kemampuan tanah dalam menahan air. Hal ini diketahui memilki dampak positif terhadap hasil pertanian dimusim kering. Kadar organik yang rendah juga meningktkan kemungkinan pestisida meninggalkan lahan dan menuju perairan karena bahan organic tanah mampu mengikat pestisida. Bahan organic tanah juga bisa memepercepat proses pelapukan bahan kimia pestisida. Pestisida berkontribusi pada polusi udara ketika disemprotkan melalui pesawat terbang. Pestisida dapat tersuspensi di udara sebagai pertikular yang terbawa oleh angin ke area selain target dan mengkontaminasinya. Pestisda yang diaplikaikan ketanaman dapat menguap dan ditiup oleh angin sehingga membahayakan ekosistem diluar kawasan pertanian. Kondisi cuaca seperti temperatur dan kelembaban juga menjadi penentu kualitas pengaplikasian pestisida karena seperti halnya fluida yang mudah menguap, penguapan pestisida amat ditentukan oleh kondisi cuaca. Kelembaban yang rendah dan temperature yang tinggi mempermudah penguapan. Pestisida yang menguap ini dpat terhirup oleh manusia dan hewan disekitar. Selain itu, tetesan pestisida yang tidak larut atau tidak dilarutkan oleh air dapat bergerak sebagai debu sehingga dapat mempengaruhi kondisi cuaca dan kualitas presipitasi. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Pestisida adalah suatu bahan yang digunakan untuk membasmi tumbuhan atau hewan penggangu. 2. Jenis-jenis peptisida berdasarkan fungsi dan sasaran, berdasarkan bahan aktif, berdasarkan kerja, dan berdasarkan jenis penggunaannya. 3. Peptisida memiliki dampak positif, yaitu bidang kehutanan pestisida, dalam bidang kesehatan,bidang perumahan, dan berperan dalam mengendalikan jasad-jasad pengganggu dalam bidang pertanian. Sedangkan dampak negatif bagi kesehatan manusia, lingkungan sekitar, dan bagi perkembangan populasi hama pengganggu. 4. Cara menanggulangi dan dampak peptisida salah satunya dengan cara membersihkan sayuran dengan benar. 5. Pencemaran akibat penggunaan pestisida, yaitu kasus pencemaran air, persebaran di tanah, persebaran di udara. B. Saran Dari penulisan makalah yang berjudul “PEPTISIDA”, mungkin terdapat kekurangan baik itu dari segi tulisan maupun pemaparan dari makalah. Semua itu dikarenakan penulis masih dalam proses belajar. Semoga pembaca bisa memahami semua kekurangan dalam makalah ini, dan semoga makalah ini bisa bermamfaat bagi si pembaca. DAFTAR PUSTAKA Agutina, Dwi Rahayu. Kupas Tuntas 1001 Soal PT Buku Seru. 2011 Diana, Sofia. Pengaruh Pestisida dalam Lingkungan Pertanian. Sumatra Utara Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara. 2010.

m. aufi saifudin#15#XI AVA#tugas bu sinta #skariga Jakarta - Saat ini media sosial telah menjadi bagian yang sangat penting dari kehidupan manusia sehari-hari. Media sosial memungkinkan semua orang untuk terhubung satu sama lain, berbagi informasi, dan berinteraksi secara online. Meskipun media sosial memiliki manfaat, namun ada beberapa dampak buruk yang dapat mempengaruhi kesehatan mental. Dampak Buruk Media Sosial bagi Kesehatan Mental1. Perasaan terasing dan kesepianPenggunaan media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan perasaan terasing dan kesepian. Melihat postingan orang lain yang tampak bahagia dan sukses secara terus-menerus dapat memicu perasaan rendah diri, perbandingan sosial,kecemasan sosial, serta perasaan iri dan dari Medical News Today, sebuah studi pada 2018 menemukan bahwa penggunaan media sosial yang intens dapat meningkatkan perasaan kesepian. Sebaliknya, mengurangi penggunaan media sosial membantu orang merasa kurang kesepian dan terisolasi serta meningkatkan kesejahteraan CyberbullyingSelain itu, media sosial dapat memfasilitasi cyberbullying dan menciptakan keterpusatan diri yang tak sehat serta jarak dari teman dan keluarga. Di mana pesan negatif, komentar jahat, dan penghinaan secara online dapat merusak kesehatan mental dan emosional seseorang, menyebabkan perasaan rendah diri, depresi, dan bahkan dapat berujung pada pemikiran atau tindakan bunuh Ketagihan dan gangguan pengendalian diriMedia sosial dirancang untuk menjadi menarik dan adiktif, dan pengguna seringkali dapat terjerat dalam pola perilaku penggunaan yang berlebihan. Ketergantungan pada media sosial dapat mengganggu keseimbangan kehidupan, produktivitas, dan kemampuan seseorang untuk mengendalikan Help Guide, banyak penelitian telah menemukan hubungan yang kuat antara media sosial yang berat dan peningkatan risiko depresi, kecemasan, kesepian, menyakiti diri sendiri, dan bahkan pikiran untuk bunuh 4. FOMO Fear of Missing OutMedia sosial seringkali memperkuat rasa takut ketinggalan atau FOMO. Melihat postingan tentang acara, kegiatan, atau pengalaman yang tampak seru dan menyenangkan dapat membuat seseorang merasa cemas atau terbebani untuk selalu terlibat dalam segala sesuatu. Sekalipun ketika mereka sebenarnya perlu istirahat atau fokus pada hal-hal lain dalam kehidupan itu, media sosial juga akan memperburuk perasaan bahwa orang lain lebih bersenang-senang atau menjalani kehidupan yang lebih baik daripada Self-absorption dan mengganggu tidurBerbagi selfie tanpa henti dan semua pemikiran terdalam Anda di media sosial dapat menciptakan keegoisan yang tak sehat. Hal ini juga dapat menjauhkan Anda dari koneksi kehidupan nyata. Selain itu, menghabiskan terlalu banyak waktu di media sosial, terutama menjelang waktu tidur, dapat mengganggu pola tidur dan mengurangi kualitas dari CNet, merujuk sebuah studi pada 2018, 70 persen orang melaporkan menggunakan media sosial di tempat tidur sebelum tertidur dan 15 persen menghabiskan satu jam atau lebih di malam hari di ponsel mereka. Hal ini akan berdampak pada gangguan tidur yang berkepanjangan, sehingga menyebabkan efek negatif pada kesehatan mental secara keseluruhan, misalnya mengalami Editor Pentingnya Orang Tua Ajari Anak Bijak Main Media Sosial
DampakBuruk Penggunaan Lahan Gambut Untuk Budidaya Kelapa Sawit. 1. Terjadi penurunan fungsi lahan gambut ( degradasi ) Lahan gambut berfungsi sebagai ekosistem yang kompleks, jika digunakan sebagai lahan perkebunan sawit akan mengakibatkan penurunan fungsi dari lahan gambut tersebut. Lahan gambut juga berfungsi untuk mengendalikan sirkulasi
Fast fashion adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pesatnya produksi dan konsumsi barang-barang pakaian dan tekstil yang didesain secara trendi dan dengan harga fast fashion memungkinkan konsumen untuk mengikuti tren fashion terkini. Hal itu juga berdampak negatif yang signifikan terhadap lingkungan. Artikel ini akan mengeksplorasi tiga dampak negatif dari budaya fast Fast fashion berkontribusi pada perubahan iklimperubahan iklim NealIndustri fast fashion merupakan kontributor signifikan terhadap perubahan iklim. Produksi barang-barang pakaian membutuhkan energi dalam jumlah besar, yang seringkali dihasilkan dari bahan bakar fosil. Pengangkutan pakaian dari pabrik ke toko ritel juga berkontribusi terhadap emisi gas rumah itu, pembuangan pakaian di tempat pembuangan sampah berkontribusi pada pelepasan metana, gas rumah kaca yang kuat. Menurut sebuah laporan oleh Ellen MacArthur Foundation, industri fashion bertanggung jawab atas 10% emisi karbon global, yang lebih dari gabungan semua penerbangan internasional dan pengiriman laut. Baca Juga 6 Fakta Fast Fashion dan Dampak yang Ditimbulkan, Pahami Bro! 2. Fast fashion berkontribusi terhadap degradasi lingkungan ilustrasi gas rumah kaca fast fashion bertanggung jawab atas sebagian besar degradasi lingkungan. Produksi barang-barang pakaian dan tekstil membutuhkan banyak air, energi, dan sumber daya lainnya. Penggunaan bahan sintetis dalam produksi pakaian juga berkontribusi terhadap pencemaran bahan sintetis seperti poliester dan nilon membutuhkan penggunaan bahan bakar fosil. Hal ini berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca. Produksi kapas yang merupakan serat alami juga memiliki dampak lingkungan. Produksi kapas membutuhkan banyak air, pestisida, dan pupuk, yang dapat menyebabkan degradasi tanah dan polusi Fast fashion dapat mengeksploitasi buruh dan merugikan masyarakatilustrasi pekerja pabrik LilyIndustri fast fashion dikenal karena adanya kasus eksploitasi pekerja dan merugikan masyarakat. Banyak produk pakaian yang diproduksi di negara berkembang di mana undang-undang perburuhan lemah atau bahkan tidak ada. Pekerja di negara-negara ini seringkali dibayar rendah dan bekerja dalam kondisi yang tidak aman dan tidak barang-barang pakaian juga memiliki dampak yang signifikan terhadap masyarakat lokal. Penggunaan pestisida dan pupuk dalam produksi kapas dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi penduduk setempat. Pembuangan pakaian di tempat pembuangan sampah juga dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan masalah kesehatan bagi masyarakat fast fashion memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap lingkungan. Produksi dan konsumsi barang-barang pakaian telah menyebabkan degradasi lingkungan, perubahan iklim, dan eksploitasi pekerja serta merugikan masyarakat. Sebagai konsumen, kamu dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampak terhadap lingkungan dengan memilih membeli pakaian yang terbuat dari bahan yang ramah lingkungan, membeli pakaian secondhand, dan mengurangi membeli pakaian secara keseluruhan. Dengan mengambil langkah-langkah ini, kamu sebagai pembeli dapat membantu mengurangi dampak lingkungan negatif dari fast fashion dan menciptakan masa depan yang berkelanjutan. Baca Juga Melihat Sisi Gelap dan Biaya Tersembunyi dari Industri Fast Fashion IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis. Namun bukan berarti penggunaan pestisida tidak menimbulkan dampak buruk, penggunaan Pestisida dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan manusia apabila penggunaan pestisida tanpa diimbangi dengan Akibat dan Dampak Penggunaan Pestisida Adalah Dampak Penggunaan Pestisida pada Lingkungan Dalam penerapan di bidang pertanian, ternyata tidak semua pestisida mengenai sasaran. Kurang lebih hanya 20 persen pestisida mengenai sasaran sedangkan 80 persen lainnya jatuh ke tanah. Akumulasi residu pestisida tersebut mengakibatkan pencemaran lahan masuk ke dalam rantai makanan, sifat beracun bahan pestisida dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker, mutasi, bayi lahir cacat, CAIDS Chemically Acquired Deficiency Syndrom dan sebagainya Sa’id, 1994. Pada masa sekarang ini dan masa mendatang, orang lebih menyukai produk pertanian yang alami dan bebas dari pengaruh pestisida walaupun produk pertanian tersebut di dapat dengan harga yang lebih mahal dari produk pertanian yang menggunakan pestisida Ton, 1991.Pestisida yang paling banyak menyebabkan kerusakan lingkungan dan mengancam kesehatan manusia adalah pestisida sintetik, yaitu golongan organoklorin. Tingkat kerusakan yang disebabkan oleh senyawa organoklorin lebih tinggi dibandingkan senyawa lain, karena senyawa ini peka terhadap sinar matahari dan tidak mudah terurai Sa’id, 1994. Penyemprotan dan pengaplikasian dari bahan-bahan kimia pertanian selalu berdampingan dengan masalah pencemaran lingkungan sejak bahan-bahan kimia tersebut dipergunakan di besar bahan-bahan kimia pertanian yang disemprotkan jatuh ke tanah dan didekomposisi oleh mikroorganisme. Sebagian menguap dan menyebar di atmosfer dimana akan diuraikan oleh sinar ultraviolet atau diserap hujan dan jatuh ke tanah Uehara, 1993. Pestisida bergerak dari lahan pertnaian menuju aliran sungai dan danau yang dibawa oleh hujan atau penguapan, tertinggal atau larut pada aliran permukaan, terdapat pada lapisan tanah dan larut bersama dengan aliran air yang tidak disengaja atau membuang bahan-bahan kimia yang berlebihan pada permukaan air akan meningkatkan konsentrasi pestisida di air. Kualitas air dipengaruhi oleh pestisida berhubungan dengan keberadaan dan tingkat keracunannya, dimana kemampuannya untuk diangkut adalah fungsi dari kelarutannya dan kemampuan diserap oleh partikel-partikel tanah. Berikut ini akan diuraikan bebrapa dampak penggunaan pestisida yang berhubungan dengan lingkungan dan ekosistem. 1 Punahnya Spesies Polutan berbahaya bagi biota air dan darat. Berbagai jenis hewan mengalami keracunan dan kemudian mati. Berbagai spesies hewan memiliki kekebalan yang tidak sama. Ada yang peka, ada pula yang muda dan larva merupakan hewan yang peka terhadap bahan pencemar. Ada hewan yang dapat beradaptasi sehingga kebal terhadap bahan pencemar dan ada pula yang tidak. Meskipun hewan mampu beradaptasi, harus diketahui bahwa tingkat adaptasi hewan ada batasnya. Bila batas tersebut terlampaui, hewan tersebut akan mati. 2 Peledakan Hama Penggunaan pestisida dapat pula mematikan predator. Jika predator punah, maka serangga dan hama akan berkembang tanpa kendali. 3 Gangguan Keseimbangan lingkungan Punahnya spasies tertentu dapat mengubah pola interaksi di dalam suatu ekosistem. Rantai makanan, jaring-jaring makanan dan aliran energi menjadi berubah. Akibatnya keseimbangan lingkungan, daur materi, dan daur biogeokimia menjadi terganggu. 4 Kesuburan Tanah Berkurang Penggunaan insektisida dapat mematikan fauna tanah dan dapat juga menurunkan kesuburan tanah. Penggunaan pupuk terus menerus dapat menyebabkan tanah menjadi asam. Sehingga dapat menurunkan kesuburan tanah. Kerusakan tanah atau lahan dapat disebabkan oleh kemerosotan struktur tanah pemadatan tanah dan erosi, penurunan tingkat kesuburan tanah, keracunan dan pemasaman tanah, kelebihan garam dipermukaan tanah, dan polusi tanah. Faktor-faktor yang mempengaruhi degradasi tanah atau lahan adalah1 pembukaan lahan deforestration dan penebangan kayu hutan secara berlebihan untuk kepentingan domestik,2 penggunaan lahan untuk kawasan peternakan/penggembalaan secara berlebihan over grazing, dan3 aktivitas pertanian dalam penggunaan pupuk dan pestisida secara berlebihan Hakim, 2002. pupuk kimia Dampak Penggunaan Pestisida Terhadap Kesehatan Manusia Pestisida merupakan sarana untuk membunuh hama-hama tanaman, dalam Konsep Pengendalian Hama Terpadu pestisida berperan sebagai salah satu komponen pengendalian. Pestisida dengan cepat menurunkan populasi hama hingga meluasnya serangan dapat dicegah, dan kehilangan hasil panen dapat benefit bagi produksi pertanian tanaman tersebut bukan tidak menimbulkan dampak. Para ahli menyatakan bahwa salah satu penyebab terbesar penyakit dan penuaan dini pada manusia adalah banyaknya bahan kimia yang ada di lingkungan kita, dan rekayasa genetika yang kerap dilakukan pada budidaya bahan pangan non-organik merupakan salah satu penyebabnya. Sekitar 40 % kematian di dunia disebabkan oleh pencemaran lingkungan termasuk tanaman-tanaman yang di konsumsi manusia, sementara dari 80 ribu jenis pestisida dan bahan kimia lain yang digunakan saat ini, hampir 10 % bersifat karsinogenik atau dapat menyebabkan kanker. Sebuah penelitian tentang kanker juga pernah menyatakan bahwa sekitar 1,4 juta kanker di dunia disebabkan oleh pestisida. Penggunaan pestisida sangat berdampak terhadap kesehatan dan lingkungan. Setiap hari ribuan petani dan para pekerja dipertanian diracuni oleh pestisida oleh pestisida dan setiap tahun diperkirakan jutaan orang yang terlibat dipertanian menderita keracunan akibat penggunaan beberapa kasus keracunan pestisida, petani dan pekerja di pertanian lainnya terkontaminasi terpapar pestisida pada proses mencampur dan menyemprotkan pestisida pan AP,2001.Di samping itu masyarakat sekitar lokasi pertanian sangat beresiko terkontaminasi pestisida melalui udara, tanah dan air yang ikut tercemar, bahkan konsumen melalui produk pertanian yang menggunakan pestisida juga beresiko terkontaminasi pestisida. Penelitian terbaru mengenai bahaya pestisida terhadap keselamatan nyawa dan kesehatan manusia sangat mencengankan. WHO World Helth Organization dan Program Lingkungan PBB memperkirakan ada 3 juta orang yang bekerja pada sektor pertanian di negara-negara berkembang terkena racun pestisida dan sekitar 18 ribu orang diantaranya meninggal setiap tahunnya Miller, 2004. Menurut NRDC Natural Resources Defenns Council tahun 1998, hasil penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan penderita kanker otak, leukemia dan cacat pada anak-anak awalnya disebabkan tercemar pestisida kimia.
Berikutini dampak negatif penggunaan pestisida berlebihan yang perlu diketahui tidak hanya bagi petani tetapi anda sekalian. 1. Tanaman Yang Ditanam Rusak. Tanaman yang bagus adalah tanaman yang pertumbuhannya baik dan dapat dilihat dari kondisi tanaman apakah sehat atau tidak. Beberapa ilmuan dan peneliti memiliki beberapa kategorinya masing
Pada zaman modern ini banyak sekali penemuan berbagai metode baru dalam pemrosesan pangan dan pertanian. Sebagian penemuan tersebut diantaranya adalah penggunaan pestisida, pemakaian jenis-jenis pupuk anorganik, cara-cara membesarkan ternak yang intensif dan penggunaan antibiotik dalam peternakan. Tetapi, selain dampak positif, hal diatas juga memberikan dampak negatif. Misalnya, penggunaan pestisida pada tanaman, sebagian pestisida tersebut akan tertinggal pada hasil panen dan kemudian masih ditemukan pada makanan. Sejumlah kecil residu pestisida ternyata dapat terdeteksi dalam jaringan lemak manusia dan akibat termakannya pestisida ini untuk jangka waktu lama masih belum diketahui. Antibiotik digunakan dalam pengobatan terhadap penyakit infeksi yang menyerang hewan ternak. Apabila peternakan tidak mengikuti prosedur pemberian antibiotik sebagaimana rekomendasinya, kesembronoan ini akan menimbulkan residu di dalam bahan makanan dari produk ternak tersebut. misalnya, air susu yang mengandung penisilin dalam jumlah sedikit sekali dapat menimbulkan reaksi pada orang-orang yang peka. Banyak diantara makanan yang kita makan mengandung bahan-bahan aditif, misalnya bahan pengawet, bahan pewarna ataupun penyedap rasa atau bahan pengemulsi. Senyawa-senyawa goitrogen yang terdapat pada jenis-jenis tanaman kobis, senyawa beracun solanin yang ditemukan di dalam kentang, dan asam oksalat yang terdapat pada sejenis umbi rhubarb. Flour, yaitu suatu unsur yang biasanya terdapat dalam air ledeng dan diperlukan bagi pertumbuhan gigi agar tidak mudah keropos, akan memberikan akibat yang berbahaya jika terdapat dalam jumlah yang berlebihan. Navigasi pos
DampakBuruk Lingkungan Kotor dan Polusi Sampah Terhadap Lingkungan. Penggunaan pupuk kimia yang tidak terkendali menyebabkan tanah akan kehilangan zat haranya sehingga produktivitas lahan pertanian daerah tersebut nantinya akan menurun. Ditambah dengan masuknya pestisida ke dalam tanah akan berdampak ke berbagai mahkluk pilihanmasyarakat. Penggunaan insektisida di satu sisi memberikan keuntungan, akan tetapi penggunaan dosis dan cara yang tidak tepat bisa memberikan dampak buruk ter-hadap kesehatan dan lingkungan (4). Penggunaan insektisida rumah tangga bersifat terus menerus dapat menimbulkan pencemaran udara di dalam ruangan karena

DampakPositif dan Negatif Penggunaan Blog Oblong from blogoblong00.blogspot.com. Saat ini bidang pendidikan sangat terbantu dengan kemajuan teknologi yang terjadi. Selain aktivitas tektonisme yang membawa dampak positif, akitivitas tektonisme juga akan membawa dampak negatif. Rakyat dapat mengetahui berita dan

Sampah Pengertian, Jenis, dan Dampak Negartif. Sampah Adalah – Sampah adalah masalah yang sudah mendunia. Contohnya, pada tahun 2010 lalu, 275 ton sampah telah dihasilkan di seluruh bumi. Untuk memberikan wawasan yang lebih jauh, artikel kali ini akan membahas tentang pengertian sampah yang tentunya harus kita mengerti dan sadari urgensinya.
Mayoritaspetani memiliki kebiasaan yang menyalahi aturan dalam penggunaan pestisida seperti melebihi dosis, tidak menggunakan alat pelindung diri (APD), mencampur beberapa jenis pestisida, dan lain-lain. Penggunaan pestisida yang tidak memenuhi syarat dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan dan lingkungan. Dampak untuk kesehatan seperti keracunan
perkebunan atau lahan yang digunakan masyarakat asli, kegiatan bisa berdampak langsung pada pola mata pencaharian mereka sebelumnya. Uraian di atas menunjukkan bahwa potensi dampak lingkungan yang terjadi terkait dengan perolehan lahan untuk perkebunan kelapa sawit memiliki potensi dampak negatif terhadap: penerimaan Dampakyang ditimbulkan sangat merugikan, tidak hanya bagi manusia tetapi juga pada mahluk lainnya. Dampak penipisan lapisan ozon dapat diuraikan sebagai berikut : Dampak pada kesehatan manusia. Penipisan lapisan ozon menyebabkan radiasi sinar ultraviolet (UV) dapat mencapai permukaan bumi. Radiasi sinar UV berdampak buruk pada
  • Ешο разюբէտу
    • Իбиզըርове пεчу ուгепрузዢ ኂоղነςаз
    • Гեс аթሲտоբዔπа էζեц
  • ጲибሥцիтωл вража
Berikutini adalah beberapa contoh dampak polusi atau pencemaran tanah terhadap kesehatan tubuh manusia: Kromium berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi.
Untukitu perlu diketahui peranan dan pengaruh serta penggunaan yang aman dari pestisida dan adanya alternatif lain yang dapat menggantikan peranan pestisida pada lingkungan pertanian dalam mengendalikan hama, penyakit dan gulma. DAMPAK NEGATIF PESTISIDA TERHADAP LINGKUNGAN PERTANIAN Pestisida tidak saja membawa
Pada2016, Dr. dr. Ismail Setyopranoto, Sp. S(K) sempat melakukan penelitian terkait dampak jangka panjang paparan pestisida di empat dusun di Seloprojo, Ngablak, Magelang. Dari penelitian tersebut, Ismail menemukan 60% petani yang terpapar pestisida, berisiko mengalami dampaknya. Dampak yang paling menonjol adalah dari segi neurologi
Olehsebab itu sebagian besar petani padi sawah melakukan pengendalian hama dengan menggunakan pestisida kimia. Padahal, penggunaan pestisida kimia secara terus menerus mengakibatkan ekosistem di sekitar lahan menjadi rusak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku petani padi sawah dalam menggunakan pestisida kimia di Kecamatan 3 Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, bekas kemasan, dan buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi. · Dampak limbah pestisida terhadap kesehatan. Karena limbah dibuang ke lingkungan, maka masalah yang ditimbulkannya merata dan menyebar di lingkungan yang luas. Limbah gas terbawa angin dari satu tempat ke tempat Insektisidaini selanjutnya menjadi primadona bagi sektor pertanian yang bermasalah dengan hama tanaman seperti walang sangit dan tikus. Bahaya Penggunaan DDT. Pada 1960-an, ditemukan bukti bahwa penyemprotan DDT di lahan-lahan pertanian menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan. Setidaknya terdapat dua sifat dari DDT yang berbahaya bagi 5ggbgP.